Opini  

STRATEGI MENGAKHIRI PANDEMI COVID-19

STRATEGI MENGAKHIRI PANDEMI COVID-19
STRATEGI MENGAKHIRI PANDEMI COVID-19

Berita Covid-19 pertama kali merebak di media nasional dan internasional pada pertengahan Bulan Januari 2020 dengan Kota Wuhan Tiongkok menjadi pembuka babak baru dan awal mulai penularan virus corona ini ke seantero dunia yang kemudian oleh WHO statusnya dinyatakan sebagai Pandemi.

Sedangkan di Indonesia Covid-19 malah menjadi bahan peredebatan oleh para ahli dan netizen di media sosial terkait apakah penularan sudah sampai Indonesia apa belum. Pada akhirnya perdebatan itu selesai Ketika Presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama dan kedua pada awal Maret 2020.

Sejak pertama kali diumumkan hingga detik ini, jumlah kasus yang terkonfimasi positif terus bertambah dan makin meluas penyebarannya di beberapa daerah. Provinsi Gorontalo menjadi provinsi terakhir yang mengumumkan kasus pertamanya dan sekarang makin meluas hingga ke kabupaten/kota.

Disisi lain jumlah kematian dan kesembuhan memiliki trend yang hampir mirip dan cenderung rasionya 1:1. Belum lagi masalah lain yang terus bermunculan seperti keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis hingga persoalan ekonomi seperti banyaknya pemutusan hubungan kerja dari berbagai perusahaan.

Hal ini harusnya tidak menjadikan kita untuk pesimis melawan pandemi ini. Kita harusnya menanamkan optimisme bersama bahwa musibah ini akan segera kita akhiri. Tentunya dengan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah.

Saat ini, pemerintah telah mengambil beberapa kebijakan berupa langkah kongkrit untuk mengatasi pandemi virus ini, salah satunya dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa beberapa daerah yang dianggap sebagai episentrum virus. Selain itu, kesiapan logistik APD untuk tenaga medis terus dipenuhi serta alat pemeriksa PCR juga sudah mulai disebar ke beberapa provinsi.

Namun yang akan menjadi pertanyaan selanjutnya adalah sampai sejauh mana efektifitas pemberlakuan kebijakan ini dalam menurunkan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian akibat Covid-19. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis berusaha menyampaikan gagasannya dengan harapan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi para stakeholder pemerintah yang tergabung dalam Tim Gugus Tugas untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi dan masyarakat yang membaca artikel ini.

Ada beberapa strategi yang haus diperhatikan dan diintervensi langsung oleh pemerintah agar pelaksanaan kebijakan menjadi efektif dan berhasil menekan penyebaran hingga memutus rantai penularan virus corona. Penulis akan menyampaikan dalam beberapa poin dan disusun berdasarkan urutan dari skala paling prioritas untuk dijalankan.

Pertama, transparansi data. Poin ini menjadi sangat penting dan utama dalam menunjang tim lapangan melakukan pelacakan kontak pasien. Ketika data alamat, nomor telepon, dan riwayat kontak pasien saja tidak ada maka akan membuat kesulitan bagi Tim Gerak Cepat (TGC) atau tim surveilans dalam melakukan penyelidikan epidemiologi.

Ada dua hal yang bisa menyebabkan ini terjadi yaitu ketidakjujuran atau tidak terbukanya pasien kepada tenaga medis dan atau disebabkan adanya data pasien yang sengaja ditutup-tutupi atas permintaan pasien sendiri. Seharunya kita belajar pada beberapa negara yang telah sukses menghadapi pandemi ini. Mereka memiliki sistem pendataan yang baik. Harapan kedepannya kelengkapan dan validitas data lebih diperhatikan untuk terus dimonitoring dan dievaluasi karena ini menjadi penunjang keberhasilan tim kerja untuk mengambil Tindakan lebih lanjut.

Kedua adalah pelacakan kontak. Ketika tim lapangan telah memiliki data yang cukup terkait informasi pasien yang telah positif maka hal ini akan lebih memudahkan dalam melakukan penulusuran di masyarakat. Hal ini penting untuk mengetahui sumber penularan dan mencegah transmisi selanjutnya, sehingga ketika sudah didata oleh petugas kesehatan maka upaya berikutnya dapat diberikan tindakan sesuai petunjuk teknis penanganan yang telah berlaku. Yakinlah, jika Investigasi kontak ini berjalan dengan baik dan pemerintah serius mengawasi dan memonitor pelaksanaannya maka dapat berkontribusi secara nyata dalam memutus rantai penularan.

Ketiga pemerataan alat deteksi. Poin ini perlu segera direalisasikan untuk menunjang kecepatan penegakan diagnosa hasil pemeriksaan swab pasien karena beberapa daerah membutuhkan waktu untuk pengiriman sampel ke laboratorium rujukan. Jika memungkinkan setiap kabupaten bisa memeriksa maka akan lebih baik. Namun jika hal tersebut sulit untuk direalisasikan minimal ada titik tertentu dalam setiap provinsi yang mudah diakses kabupaten sekitarnya.

Ada info menggembirakan bahwa kedepannya alat TCM yang biasanya digunakan untuk memeriksa sampel Tuberculosis akan bisa memeriksa sampel swab Covid-19 dan hampir semua kabupaten telah memiliki alat TCM ini. Jika benar semoga hal ini bisa segera teralisasi.

Poin terakhir, kedisiplinan tingkat tinggi melaksanakan PSBB. Kesuksesan kebijakan ini sangat tergantung dari patuhnya masyarakat dalam mengikuti himbauan dan aturan dari pemerintah. Ketegasan dari aparat pemerintah atau pihak keamanan pun menjadi faktor pendukung dalam menertibkan masyarakat yang melanggar aturan. Disisi lain, pemerintah juga harus disiplin dan memiliki strategi efektif dan efisien dalam menjaga area-area atau tempat yang dianggap rawan untuk dilanggar oleh masyarakat.

Poin-poin di atas merupakan satu kesatuan yang harus diseriusi oleh pemerintah jika ingin pandemi ini segera berakhir. Bukan hanya himbauan stay at home atau work from home saja namun ada berbagai aspek yang memerlukan perhatian khusus. Sebab kita telah ketahui bersama bahwa penularan virus secara transmisi lokal ini telah terjadi maka upaya yang dilakukan bukan hanya mencegah penularan saja tetapi juga memastikan kontak erat pasien yang telah dinyatakan positif dapat ditelusuri untuk penatalaksanaan selanjutnya.

Berbagai analisa prediksi terkait kapan pandemi ini akan berakhir sudah mulai mengemuka di media dan dipaparkan oleh para peneliti atau akademisi. Ada yang memprediksi hingga 2021, ada juga yang menganalisa akan berakhir tahun 2020 ini dan bahkan ada yang memperkirakan akan berakhir pada pertengahan tahun 2020. Tentu prediksi ini menjadi suntikan optimisnya yang sangat kita perlukan ditengah gempuran berita negative perihal Covid-19.

Kemudian optimis tersebut kita perkuat bersama dengan pemerintah dengan aktif mengambil peran semampunya dalam memerangi bencana pandemi ini. Jangan biarkan pemerintah bekerja sendirian. Wassalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *