Alasan Pentingnya Pendidikan Seksual untuk Anak-anak dan Remaja

Rahim kecil merupakan kondisi yang dapat memengaruhi proses pembuahan dan kehamilan

Pendidikan seksual masih dianggap tabu di tengah masyarakat. Karena ranahnya pribadi, pembahasan tentang seks sering kali dihindari. Padahal, anak-anak perlu mengetahui pentingnya pendidikan ini untuk kehidupan mereka kelak. Di sinilah peran orangtua dinilai krusial.

Pendidikan seks untuk anak memiliki peran yang sangat krusial untuk kehidupan seks dan kesehatan reproduksi mereka di masa depan. Sebab, tanpa pendidikan seks yang baik, anak-anak bisa terpapar terhadap dampak negatif dari pertemanan yang berisiko.

Pendidikan seksual meliputi apa saja?

Pendidikan seks adalah informasi mengenai perkembangan tubuh, seks, seksualitas, dan hubungan. Lantas, apa tujuan dari pendidikan seks bagi remaja dan anak usia dini?

Salah satu tujuan pendidikan seks yang utama adalah mengajarkan anak-anak bagaimana caranya berkomunikasi dan membuat keputusan yang tepat mengenai seks dan kesehatan seksual mereka.

Pengertian pendidikan seks ini perlu dipahami supaya anak-anak tidak salah mengartikannya.

Pentingnya pendidikan seks untuk anak dan remaja

pendidikan seksual
Pendidikan seksual dapat mencegah anak dari penyakit menular seksual.

Simak berbagai alasan mengapa edukasi seks penting untuk diberikan kepada anak sejak usia dini.

1. Mencegah penyakit menular seksual

Salah satu pentingnya mengajarkan edukasi seks pada anak adalah mencegah penyakit menular seksual.

Saat anak mengetahui berbagai bahaya hubungan seks di luar nikah, mereka dapat menghindarinya sehingga risiko penyakit menular seksual bisa dicegah.

2. Mencegah kehamilan di luar nikah

Pendidikan seks akan memberikan anak-anak pemahaman tentang risiko dari hubungan seks di luar nikah, salah satunya kehamilan yang tak direncanakan.

Dengan begitu, anak-anak dapat melakukan tindakan preventif agar mereka tidak melakukan hubungan seks yang berisiko.

3. Menjaga performa akademis di sekolah

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan, pelajar yang tidak melakukan hubungan seks berisiko memiliki nilai akademis yang lebih tinggi.

Pasalnya, kehamilan di luar nikah atau penyakit menular seksual akibat hubungan seks berisiko dapat membuat pelajar sering absen sekolah dan membuat mereka berisiko dikeluarkan atau dropout.

4. Mengajarkan anak tentang anatomi tubuh

Pendidikan seksual sejak dini dinilai penting agar anak-anak bisa mengenal anatomi tubuh, terutama alat reproduksi mereka.

Tidak hanya itu, pendidikan seks mampu mengajarkan anak tentang pubertas dan perubahan bentuk tubuh yang akan mereka alami saat beranjak dewasa.

5. Mengajarkan anak untuk mengatakan ‘tidak’

Salah satu pentingnya pendidikan seksual sejak dini adalah mengajarkan anak untuk mengatakan ‘tidak’ saat mereka diajak untuk berhubungan seksual di luar nikah.

Dalam pendidikan seks, anak-anak dibekali dengan bahaya penyakit menular seksual hingga hamil di luar nikah.

Berbagai konsekuensi ini dapat membuat mereka belajar untuk menolak saat diajak melakukan hubungan seksual yang berisiko.

Terlebih lagi, edukasi seksual dapat membuat anak memahami mana yang baik dan juga buruk.

6. Mengajarkan anak tentang kemampuan sosial dan emosional

Menurut sebuah studi dalam Journal of Adolescent Health, pendidikan seks dapat membantu anak dan remaja untuk mengasah kemampuan sosial dan emosionalnya.

Kemampuan ini diharapkan dapat menjadikan mereka untuk bisa lebih peduli dan berempati ketika beranjak dewasa.

Selain itu, anak dan remaja diharapkan lebih mengapresiasi keragaman seksual dan mencegah mereka dari kekerasan dalam hubungan.

Tidak hanya itu, ketika anak dibekali dengan pendidikan seks, mereka dipercaya dapat memiliki hubungan yang sehat, hingga terhindar dari pelecehan seksual.

7. Membantu anak untuk menciptakan hubungan yang awet

Tidak melulu tentang hubungan intim, pendidikan seks juga bisa membantu anak untuk menciptakan hubungan awet yang berjangka panjang.

Ketika anak memahami pengertian sex education dengan baik, mereka diharapkan bisa menciptakan hubungan yang sehat sambil meminimalisir risiko hubungan toxic atau berbahaya.

Tidak hanya itu, ketika anak telah dibekali dengan edukasi seks, mereka dapat memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam sebuah hubungan.

8. Mengajarkan tentang kebersihan tubuh

Apa tujuan dari pendidikan seks bagi remaja, selain tentang hubungan intim dan organ reproduksi? Salah satu jawabannya adalah mengajarkan tentang kebersihan tubuh.

Pendidikan tentang seks dipercaya bisa membekali anak tentang informasi penting mengenai cara menjaga kebersihan tubuh.

Pendidikan seks untuk anak perlu peran orangtua

Pendidikan seks sejak dini sebaiknya diberikan pertama kali di lingkungan rumah. Maka dari itu, orangtua memiliki peran penting dalam memperkenalkannya kepada anak.

Sebagai orangtua, mungkin Anda juga masih bingung dengan pemilihan bahasa dan cara yang baik saat berbicara tentang pendidikan seks dengan anak-anak.

Maka dari itu, berkonsultasi dengan psikolog adalah hal yang tepat untuk membantu Anda supaya nyaman saat berbincang dengan anak-anak.

Marcelina Melisa, M.Psi., seorang psikolog anak dari lembaga konsultasi psikologi TigaGenerasi dan konselor di North Jakarta Intercultural School, menjabarkan pentingnya pendidikan seks untuk anak.

Ia juga menyampaikan beberapa saran untuk orangtua yang sedang bingung mencari cara dalam memberikan pendidikan seks dengan tepat untuk anak-anak mereka.

Kapan anak harus mendapatkan pendidikan tentang seks?Pendidikan seksual

Anak dan remaja perlu memahami pentingnya pendidikan seks

Pendidikan seks identik dengan pengetahuan yang diberikan saat anak menginjak masa pra-pubertas atau pubertas.

Namun sebenarnya, pendidikan seks sebaiknya diberikan pada masa awal (sejak anak berusia dini), tentunya melalui penyampaian materi yang disesuaikan dengan rentang usia anak.

Sebab, kesadaran akan kepemilikan, kesehatan, dan kebersihan tubuh harus dilatih sejak kecil.

  • Anak usia 2 tahun

Saat anak mulai berusia 2 tahun, penting untuk memulai toilet training. Saat anak buang air kecil/besar, biasakan anak selalu menutup pintu.

Tujuannya agar mereka dapat mempersepsikan bahwa aktivitas tersebut bersifat pribadi. Anak bisa membuka pintu setelah selesai untuk dibantu dibersihkan.

  • Anak usia 3-5 tahun

Saat anak berusia 3-5 tahun, berikan pemahaman melalui berbagai contoh mengenai anggota tubuhnya yang tidak boleh disentuh orang lain, terutama lawan jenisnya. Anak juga belajar merespons saat dirinya merasa tidak nyaman.

  • Anak usia 6-11 tahun

Anak berusia 6-11 tahun (sampai dengan masa prapubertas) dapat diberikan pengetahuan mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan; cara menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh, terutama organ reproduksi; serta persiapan yang dilakukan menjelang pubertas.

  • Anak usia 12-16 tahun

Remaja usia 12-16 tahun dapat diajarkan mengenai pemikiran jangka panjang atas konsekuensi akibat keputusan yang mereka ambil terhadap diri sendiri.

Anak sedari dini perlu diajarkan untuk memikirkan konsekuensi setiap kali akan melakukan sesuatu. Dengan demikian, cara berpikir ini bisa terbawa sampai masa pubertas dan harus bertanggungjawab pada tubuhnya sendiri.

Hal yang juga penting adalah keterbukaan anak sejak kecil dalam membicarakan hal yang pribadi dengan orangtua karena mereka umumnya banyak memiliki pertanyaan.

Maka dari itu, orangtua bersama dengan guru dan pihak-pihak lainnya, diharapkan menjadi sumber informasi utama bagi anak.

Siapa yang memegang peranan terpenting dalam pendidikan seks untuk anak?

pendidikan seks untuk anak

Pentingnya pendidikan seksual untuk anak dan remaja

Orangtua tentunya memegang peranan utama karena rumah dan keluarga merupakan tempat pendidikan anak yang utama.

Sebagian orangtua menggantungkan pemberian pendidikan seks pada sekolah, tetapi sebaiknya Anda selalu menjadi figur pendidik yang pertama.

Sebab, setiap orangtua tentunya memiliki nilai yang ingin diajarkan. Nilai yang ingin diajarkan oleh satu orangtua berbeda dari orangtua yang lain. Oleh karena itu, Anda yang memberikan batasan sesuai dengan nilai yang ingin diajarkan.

Selain itu, anak dapat berpindah sekolah dan tugas guru sangat terbatas. Oleh karena itu, orangtua harus menjadi sosok yang membuat anak nyaman menceritakan segala sesuatu mengenai dirinya.

Saran terbaik apa yang bisa diberikan pada orangtua agar bisa menjadi ‘tempat curhat’ anak-anaknya, termasuk dalam hal seksualitas?

Jadikan pembicaraan mengenai seksualitas sebagai pembahasan yang tidak tabu, melainkan hal yang ilmiah dan wajar untuk dibicarakan.

Namun, tekankan juga kepada siapa dan dalam situasi yang seperti apa mereka boleh membicarakannya.

Bagaimana sebaiknya menjawab pertanyaan seksual dari anak?

Biasakan menggunakan istilah ilmiah dalam menyebut bagian tubuh. Jika istilah ilmiah dirasakan terlalu formal, Anda dapat menggunakan sebutan yang sesuai dengan fungsi organ, misalnya alat kelamin.

Hindari menggunakan istilah yang dapat membingungkan anak. Dengan terbiasa menggunakan nama ilmiah anggota tubuh, hal ini juga akan mengurangi ketabuan anak dalam membicarakan tubuhnya sendiri.

Bagaimana cara merespons pertanyaan seksual dari anak-anak?

Usahakan sebisa mungkin untuk tidak menghakimi anak saat mereka ingin membicarakan topik seksualitas.

Jaga ekspresi wajah, nada suara, bahasa tubuh, dan respons secara general saat anak bercerita atau bertanya. Melalui cara ini, anak akan merasa nyaman dengan Anda sebagai orangtuanya.

Marcelina mengungkapkan, orangtua tidak perlu menjawab pertanyaan saat itu juga. Jika tidak tahu atau kurang yakin, orangtua dapat mencari melalui sumber yang terpercaya.

Anda juga dapat meminta bantuan tenaga profesional untuk menjelaskan topik yang sensitif, atau jika merasa kurang mampu dalam memberikan penjelasan.

Selain itu, jangan malu untuk berkonsultasi tentang pendidikan seks kepada psikolog. Sebab, psikolog bisa memberikan cara terbaik agar informasi pendidikan seks bisa tersampaikan kepada anak melalui orangtuanya.

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *