Seputar Gigi Gigis pada Anak, Mulai dari Penyebab hingga Cara Merawatnya

cara membangunkan bayi untuk menyusu

Kesehatan gigi anak perlu dijaga. Bagian tubuh anak yang vital ini berperan penting untuk membantu mereka mengunyah, mencerna makanan, dan berbicara dengan jelas. Oleh karena itu, orangtua perlu mewaspadai gigi gigis pada anak. Untuk mencegah masalah ini terjadi pada anak, kenali penyebab dan cara merawat gigi anak yang terlanjur gigis berikut ini.

Apa itu gigi gigis?

Gigi gigis adalah jenis kerusakan gigi pada anak akibat terlalu sering menyusu dengan botol sambil tidur. Bentuknya berupa gigi berlubang yang umumnya muncul di gigi bagian depan.

Kondisi kerusakan gigi ini juga dikenal dengan sebutan baby bottle tooth decay atau infant caries.

Seberapa umum kondisi gigi gigis pada anak?

gigi gigis
Gigi gigis dapat terjadi akibat kebiasaan ngempeng sampai tertidur.

Menurut sebuah studi yang dimuat dalam jurnal frontiers in Pediatrics, gigi gigis adalah masalah kesehatan gigi yang cukup besar, terutama pada populasi yang kurang beruntung secara sosial (socially disadvantaged populations).

Perlu diketahui, masalah kesehatan gigi ini dialami bayi dan anak-anak prasekolah di seluruh dunia.

Masih menurut studi yang sama, prevalensi gigi gigis bahkan mencapai sekitar 85 persen pada kelompok-kelompok yang kurang beruntung secara sosial.

Penyebab gigi gigis

Gigi gigis dapat terjadi karena ada banyak gula yang menempel pada gigi anak. Gula ini bisa datang dari susu formula, jus buah dengan pemanis, hingga makanan ringan.

Bakteri di dalam mulut dapat mengonsumsi gula tersebut dan berkembang biak sehingga menghasilkan asam yang menyerang gigi dan lapisan enamel. Alhasil, gigi gigis pun terjadi.

Penyebab gigi gigis yang paling umum adalah kebiasaan ngempeng atau mengisap botol susu sampai tertidur.

Gula yang dikandung susu dapat melapisi gigi anak jika mereka terbiasa melakukan kebiasaan buruk ini. Jika terus dibiarkan, gigi anak dapat berlubang dengan cepat.

Ciri-ciri gigi anak gigis

Sebenarnya, gigi gigis dapat terjadi pada semua bagian gigi anak. Namun, kondisi ini lebih sering menyerang gigi depan atas atau gigi seri atas.

Awalnya, gigi anak reges atau berlubang ditandai dengan bintik-bintik gelap atau kecokelatan pada gigi.

Saat kondisinya memburuk, kerusakan gigi ini berpotensi menimbulkan rasa sakit dan pembengkakan di sekitar gigi anak.

Pada awalnya, bintik-bintik ini dapat sulit terlihat, bahkan oleh dokter gigi sekalipun. Inilah pentingnya mendeteksi gigi gigis sejak dini agar komplikasi dan kerusakannya tidak semakin parah.

Komplikasi gigi gigis pada anak

Gigi geripis atau gigis dapat menjadi masalah yang serius bagi anak karena gigi memiliki banyak fungsi, mulai dari mengunyah hingga berbicara.

Jika giginya copot terlalu dini atau gigi yang berlubang tidak segera ditangani, rasa nyeri dan infeksi bisa muncul.

Tidak hanya itu, gigi gigis juga berpotensi menyebabkan gigi anak tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan pola makan buruk dan gangguan bicara.

Gigi anak rusak akibat gigis dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika kondisinya sudah parah, seperti:

  • Rasa nyeri yang kronis
  • Sulit mengunyah
  • Munculnya rasa sakit saat mengunyah
  • Infeksi serius
  • Pertumbuhan gigi yang tidak baik saat dewasa.

Bagaimana diagnosis gigi gigis pada anak?

Gigi gigis dapat didiagnosis sejak dini dengan pemeriksaan yang teliti. Pasalnya, bagian bintik-bintik hitam akibat gigi gigis dapat terlihat dengan jelas, bahkan dari kejauhan.

Oleh karena itu, orangtua disarankan untuk segera membawa anak ke dokter jika bintik-bintik hitam pada gigi anak telah terlihat.

Sebab, bisa jadi hal tersebut disebabkan gigi gigis atau masalah kesehatan lainnya.

Cara merawat gigi anak yang terlanjur gigis

gigi gigis
Gigi gigis pada anak

Gigi gigis dapat menjadi masalah medis yang serius jika tidak ditangani, seperti rasa nyeri yang tidak kunjung hilang, kerusakan permanen pada gusi dan tulang, hingga infeksi gigi yang semakin parah.

Berikut adalah beberapa cara merawat gigi anak yang terlanjur gigis:

  • Jika bintik-bintik pada gigi anak sudah dideteksi, dokter dapat menggunakan fluoride dan menyarankan Anda untuk mengubah pola makan si kecil guna me-remineralisasi giginya.
  • Jika gigi berlubangnya sudah parah, dokter bisa menambalnya.
  • Jika pembusukan atau lubangnya mencapai ruang pulpa di tengah gigi, dokter dapat merekomendasikan terapi pulpa.

Pertanyaan lain yang sering diajukan adalah: apakah gigi gigis harus dicabut? Jawaban dari pertanyaan ini akan ditentukan oleh tingkat keparahannya.

Jika lubang yang disebabkan gigi gigis telah mencapai ruang pulpa di tengah gigi, maka dokter bisa merekomendasikan pencabutan gigi.

Berkonsultasilah ke dokter untuk mendapatkan cara mengatasi gigi gigis pada anak yang terbukti efektif.

Apakah gigi yang gigis bisa tumbuh lagi?

Untuk menjawab pertanyaan apakah gigi gigis bisa tumbuh gigi, Anda perlu memahami bahwa kerusakan pada gigi susu anak tidak boleh diremehkan.

Gigi gigis tetap bisa tumbuh kembali karena masih gigi susu. Nantinya, gigi tersebut akan digantikan dengan gigi permanen.

Atas dasar inilah, sebagian orangtua mungkin beranggapan bahwa gigi susu yang rusak akibat gigis tidak perlu dikhawatirkan karena akan lepas dengan sendirinya dan digantikan dengan gigi permanen.

Padahal, bakteri yang menyebabkan gigi gigis pada anak dapat menyebar dan merusak gigi-gigi lain di dalam mulut sehingga menyebabkan rasa sakit dan berpotensi membuat anak tidak percaya diri.

Oleh karena itu, Anda disarankan untuk tidak meremehkan masalah gigi reges atau gigi geripis pada anak. Segera bawa mereka ke dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara mencegah gigi gigis pada anak

Untuk mencegah gigi gigis pada anak, cobalah ikuti beberapa tips di bawah ini.

  • Jika anak masih berusia di bawah 12 bulan, bersihkan gusinya dengan kain. Jika giginya sudah muncul, gosoklah menggunakan sikat gigi lembut.
  • Jika anak sudah berusia 12-36 bulan, sikatlah giginya sebanyak dua kali dalam sehari, terutama setelah makan pagi dan makan malam.
  • Jangan pernah membiarkan anak mengisap botol susunya atau mengunyah makanan sampai ketiduran.
  • Jangan membiasakan anak membawa botol susu di tangannya saat bermain, hal ini dapat membuatnya terbiasa mengempeng.
  • Ajarkan anak untuk minum dari gelas jika umurnya sudah 12-15 bulan. Meminum susu atau air langsung dari gelas dapat mencegah gula atau cairan menempel di gigi anak.
  • Jika anak terpaksa harus mengempeng, cobalah isi botol susunya dengan air putih.
  • Jangan memberikan anak camilan yang mengandung gula berlebihan, misalnya permen atau kue kering.
  • Ajari anak untuk menggunakan lidah untuk membersihkan bagian giginya setelah makan.

Selain berbagai tips di atas, Anda juga disarankan untuk rutin membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksakan kesehatan giginya.

Dengan begitu, berbagai penyakit pada gigi, seperti gigi gigis, dapat dicegah sebelum semakin parah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *