Perkembangan Sosial Anak yang Wajib Orangtua Ketahui

Ada banyak aktivitas menarik untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak preschool.

Perkembangan sosial anak usia dini tidak kalah penting dari perkembangan fisik, motorik, ataupun kognitifnya.

Seiring bertambahnya usia anak, kemampuan sosialnya akan semakin terasah sehingga mereka mampu mengerti tentang perasaannya sendiri, bersimpati terhadap perasaan orang lain, dan belajar untuk berinteraksi dengan cara yang baik.

Pentingnya perkembangan sosial bagi anak

Sebelumnya, Anda harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan

perkembangan sosial. Pengertian perkembangan sosial adalah proses ketika anak-anak belajar untuk berinteraksi dengan orang yang ada di sekitarnya.

Sementara itu, perkembangan sosial menurut Hurlock (ahli psikologi perkembangan) adalah perkembangan perilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial. Itulah mengapa keterampilan ini penting untuk dimiliki anak.

Keterampilan sosial yang baik memungkinkan anak-anak untuk menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan teman sebayanya.

Tidak hanya itu, riset telah membuktikan bahwa anak-anak yang dibekali dengan kemampuan sosial yang baik dapat terhindar dari perasaan stres saat berada di daycare. 

Perkembangan sosial dapat mempengaruhi berbagai perkembangan lain yang dialami anak. Adapun pentingnya perkembangan sosial bagi anak, yaitu:

Mengembangkan keterampilan berbahasa

  • Menumbuhkan rasa empati
  • Meningkatkan kemampuan dalam menjalin pertemanan
  • Membangun harga diri
  • Memperkuat keterampilan belajar
  • Meningkatkan kemampuan menyelesaikan konflik
  • Membangun perilaku yang positif.

Aspek-aspek perkembangan sosial anak usia dini, meliputi berbagi, kerja sama, mendengarkan, mengikuti arahan, menghargai privasi, membuat kontak mata, hingga menggunakan tata krama.

Menurut teori perkembangan sosial Erik Erikson, masyarakat memiliki peran yang penting dalam perkembangan psikososial individu, termasuk anak-anak. Peranan ini dimulai dari pola asuh orangtua hingga aturan atau budaya masyarakat.

Itulah sebabnya orangtua disarankan untuk tidak menomorduakan perkembangan sosial anak di bawah ini.

Tahap perkembangan sosial anak usia dini

Berikut tahap perkembangan sosial anak usia dini yang harus orangtua kenali:

1 tahun

Saat mencapai usia 1 tahun, kemampuan sosial anak akan mulai terlihat saat mereka berinteraksi dengan orang-orang di sekitar.

Perkembangan sosial ditunjukkan ketika mereka ingin memulai komunikasi dengan orang yang ada di dekatnya, seperti menunjuk benda yang diinginkan dan menyuarakan ekspresinya.

Selanjutnya, si kecil umumnya sudah bisa menyapa dengan senyuman atau tangisan (sesuai dengan mood-nya), terutama pada wajah-wajah yang familiar, seperti ayah, ibu, kakek, nenek, atau asisten rumah tangga (ART), yang setiap hari merawatnya.

Kemudian, anak berusia 1 tahun sudah bisa menunjukkan keinginannya untuk berinteraksi dengan orang lain.

Biasanya, mereka akan memulai ‘obrolan’ dengan memberikan mainan kesukaannya pada Anda. Situasi ini dapat menjadi kesempatan bagi Anda dalam mengajarkan si kecil untuk berbagi.

  • 2 tahun

Saat menginjak usia 2 tahun, anak-anak akan melihat dunianya secara eksklusif hanya dari kebutuhan dan keinginannya.

Sebab, mereka belum bisa mengerti perasaan orang lain dan akan berasumsi bahwa setiap orang memiliki perasaan dan keinginan yang sama dengannya.

Namun, jangan berpikiran bahwa anak memiliki sifat egois. Nyatanya, anak-anak seusianya pun juga berada di fase yang sama dengannya.

Selanjutnya, anak berusia 2 tahun sudah bisa meniru perilaku orangtuanya. Misalnya, mereka akan membawa boneka kesayangannya ke tempat tidur dan berpura-pura memberinya makan. Tidak hanya itu, mereka juga bisa meniru suara dan intonasi orangtuanya.

Orangtua jangan kaget ketika anak sudah mulai mempertahankan ‘wilayahnya’. Ini adalah usia ketika anak-anak akan memperebutkan mainan dan tidak mau berbagi dengan teman sebayanya.

Jika hal ini terjadi, orangtua disarankan untuk menjadi panutan yang baik sehingga si kecial dapat mulai meniru contoh baik dari ayah dan ibunya.

Berbagai aktivitas ini dianggap membuat anak belajar untuk mengerti perasaan dan keinginan orang lain.

  • 3 tahun

Saat berulang tahun yang ketiga, perkembangan sosial emosional anak usia dini akan semakin terlihat. Sifat egoisnya akan mulai menghilang dan mereka juga akan terlihat lebih mandiri karena merasa identitasnya sudah lebih kuat.

Terlebih lagi, si anak sudah bisa lebih mengerti perasaan anak-anak yang lainnya. Pada fase ini, mereka mulai mampu menunjukkan sifat solidaritas, kerja sama saat sedang bermain dengan temannya, dan mau berbagi mainan. Si kecil pun sudah bisa meminta dengan baik jika mereka ingin meminjam mainan dari temannya.

Selain itu, anak sudah bisa memilih teman-teman yang mereka sukai. Saat hubungan pertemanan ini terjalin, si kecil akan menyadari bahwa dirinya memiliki keunikan sendiri yang membuatnya dapat disukai oleh teman lainnya. Dengan begitu, rasa percaya dirinya bisa meningkat.

  • 4 tahun

Perkembangan sosial anak dapat dibangun lewat kegiatan seru di luar rumah

Di usia 4 tahun, perkembangan sosial anak akan semakin matang, mengingat mereka akan bersiap-siap untuk masuk taman kanak-kanak (TK).

Kini, ketertarikannya dalam bermain dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya akan meningkat. Usia 4 tahun dianggap sebagai waktu yang cocok untuk memperkenalkan anak terhadap ekstrakurikuler yang mendukung interaksi sosial.

Saat mencapai usia 4 tahun, anak juga sudah mengerti konsep berbagi dan menunggu giliran untuk bermain. Seiring berjalannya waktu, mereka akan belajar untuk bernegosiasi hingga mencari solusi secara verbal.

Contoh perkembangan sosial di usia ini adalah anak mampu menunjukkan rasa sayang kepada orang di dekatnya, seperti memeluk atau mencium ayah dan ibunya.

  • 5 tahun

Saat si kecil menginjak berusia 5 tahun, ketertarikannya untuk mencari teman baru akan semakin tinggi, bukan hanya orang-orang di lingkarannya. Anak pun akan keluar dari zona nyamannya dan mencari teman baru lain.

Perkembangan sosial pada usia 5 tahun sangatlah penting karena kemampuan sosial akan berpengaruh terhadap kehidupannya di TK.

Persahabatan menjadi salah satu hal terpenting untuk anak berusia 5 tahun. Mereka juga akan memilih teman baik yang dapat dipercaya.

Ditambah lagi, mereka akan belajar untuk membuat teman-temannya senang, mampu menyetujui peraturan, dan ingin menjadi seperti teman-teman sebayanya.

  • 6 tahun

Di usia 6 tahun, anak-anak mulai menunjukkan lebih banyak kemandirian. Pertemanan dengan teman sebaya menjadi lebih penting dari sebelumnya. Mereka ingin disukai dan diterima oleh kelompok sebayanya.

Pada tahap ini, anak laki-laki cenderung bermain dengan anak laki-laki, dan anak perempuan dengan anak perempuan.

Mereka juga belajar untuk bekerja sama dan berbagi. Persaingan dan pertengkaran mungkin terjadi, namun konflik biasanya akan berlalu.

  • 7 tahun

Pada usia 7 tahun, anak-anak cukup mandiri, tetapi masih terikat dengan orangtuanya. Mereka juga mampu membentuk hubungan yang bermakna dengan orang dewasa lain, seperti anggota keluarga besar atau guru di sekolah.

Selain itu, anak usia ini biasanya sudah dapat memulai dan mengakhiri percakapan dengan tepat, serta tetap berada pada topik pembicaraan yang sedang dibahas. Persahabatan yang dijalinnya juga menjadi lebih dalam.

  • 8 tahun

Anak berusia 8 tahun cenderung terampil berinteraksi dengan orang dewasa dan teman sebayanya. Mereka menggunakan lebih banyak kontak mata saat berbicara, serta telah membangun beberapa pertemanan yang stabil.

Di usia ini, anak sangat menghargai persahabatan, mampu membuat pilihan tentang siapa yang mereka inginkan sebagai teman, dan menghargai karakter orang yang berbeda. Mereka juga biasanya ingin menjadi bagian dari tim atau organisasi di sekolah.

  • 9 tahun

Perkembangan sosial anak 9 tahun dapat ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk menjadi bagian dari suatu kelompok. Misalnya, mereka merasa senang menjadi bagian dari kelompok Pramuka atau tim olahraga.

Mereka juga dapat membentuk persahabatan yang solid dan peka terhadap perasaan orang lain. Walaupun lingkaran sosialnya meluas, anak 9 tahun tetap mencari perlindungan pada keluarga jika merasa tidak aman.

Cara merangsang perkembangan sosial anak

Perkembangan sosial anak dapat dirangsang dengan bantuan orangtuaBantulah anak untuk merangsang perkembangan sosialnya

Sebagai orangtua, Anda dapat melakukan berbagai tips di bawah ini untuk merangsang perkembangan sosial anak.

  • Berbicara dan menatap matanya

Berbicara dengan anak dan menatap matanya dapat merangsang perkembangan sosial anak. Untuk mengasah keterampilan tersebut, Anda juga dapat mencoba bertanya pada si kecil meskipun mereka belum mampu menjawabnya.

  • Jadilah orangtua yang empati

Jika ingin anak-anak memiliki sifat empati, tentunya Anda harus menjadi panutan yang baik. Jadilah orangtua yang empati dan lakukan hal-hal positif di depan anak. Misalnya, menolong orang yang membutuhkan.

  • Ajak anak bersosialisasi

Mengajak anak ke luar rumah adalah salah satu cara untuk merangsang perkembangan sosialnya. Dengan begitu, mereka dapat bertemu dengan teman sebayanya. Misalnya, Anda dapat mengajak anak bermain dengan anak tetangga di taman.

  • Jangan paksakan anak

Jika memang tidak menyukai situasi sosial tertentu, jangan paksakan anak untuk bertahan di sana. Biarkan anak Anda keluar dari ‘tempat persembunyiannya’ secara alami. Memaksa anak hanya akan membuatnya semakin tidak nyaman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *