Malang  

Rakernas Muslimat NU, Fintek UMKM Jadi salah satu Pembahasan

Batu, warajatim.com – Financial Teknologi (Fintek) bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menjadi salah satu topik yang dibahas dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Muslimat NU tahun 2020.

Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pada tanggal 25 Oktober 2020, Fintek juga dibahas bersama Rois syuriah PBNU, dengan narasumber dari BI dari OJK. Dimana penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman.

“Mereka pelaku pear to pear landing itu yang kita ingin lakukan dalam bahtsul masail supaya ada referensi bagi pelaku pelaku UMKM, dan siapa saja yang akan mengakses finansial teknologi,” ujarnya, usai pembukaan Rakernas Muslimat NU ke 74, di Kota Batu, Kamis (29/10/2020).

Lanjutnya, saat ini sudah sampai kepada acara puncak pembahasan dari berbagai rapat koordinasi dan diskusi secara virtual, apakah yang terkait dengan layanan pendidikan, layanan kesehatan, dan pelayanan sosial.

Khofifah yang juga Gubernur Jatim juga menjelaskan, sedianya Rakernas ini dilaksanakan pada Maret lalu, namun karena pandemi Covid-19, ditunda dan dilaksanakan hari ini.

“Kita kemudian melakukan berbagai koordinasi secara virtual. Rangkaiannya panjang sekali, dan terakhir adalah Bahtsul Masail terkait dengan Finansial Teknologi,” Katanya.

Di bidang ekonomi, Muslimat NU memiliki Koperasi. Dimana induk Koperasi di Indonesia ini, diantara 4 organisasi perempuan yang punya induk koperasi salah satunya adalah Muslimat NU. Kemudian ada himpunan daiya dan majelis talim ini 56.900an kelompok.

Muslimat NU memiliki 143 Panti Asuhan, rumah sakit dan klinik, termasuk di dalamnya adalah klinik hemodialisis.

“Ini yang akan menjadi proses untuk membangun pencerahan kehidupan masyarakat, bagaimana kehidupan bermasyarakat berseiring dengan berbangsa dan bernegara ini, harus dibangun dalam format harmonis Partnership,” tuturnya.

Dalam bangunan kehidupan keumatan, tutur Khofifah, yang oleh NU didesiminasikan sedemikian rupa bahwa ada attasamuh, attawazun, dan attawasuth. Dimana dalam tawazut ada moderasi, di tasamuh ada toleransi, dan di tawasun ada keseimbangan, lalu al addalah ada keadilan.

“Format inilah yang menjadi roh dari berbagai kegiatan di Muslimat NU di lini apa pun tidak hanya di bidang dakwah, proses attasamuh, attawasuth, attawazun, disosialisasikan di semua lini,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *