Dikunjungi Gubernur, Warga Terdampak Banjir di Magetan Lupa Sebut Bupatinya Dengan Camat.

Magetan, warajatim.com – Ada kejadian cukup unik, saat Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi korban banjir di Kabuaten Magetan. Tidak haha menangis dan mengadu ke Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang berkunjung ke lokasi banjir.

Ada satu korban bernama Purwati yang sempat menyebut Bupati Magetan, Suprawoto sebagai Pak Camat.

“ Mohon doanya ya bu semoga kami bisa melaluinya,” ujarnay sambil menangis Kamis (19/03/2021)

Purwati kemudoan menceritakan kepada Khofifah bagaimana banjir yang tiba tiba datang menghantam rumahnya. Dai bersama suaminya langsung lari ke arah belakang rumahnya menyelamatkan diri. “

Kami langsung lari ke belakang rumah untuk menyelematakn diri,” imbuhnya.

BUpati Magetan Suprawoto yang mendampingi Ibu Khofifah berjanji akan membantu warga yang terdampak banjir seperti Purwati.

Karena senang Purwati langsung mengucapkan terimakasih kepada Suprawoto namun dengan menyebut pak Camat. Mengetahui jika yang dia sebut pak camat adalah Bpati Magetan, Purwati buru buru minta maaf.

” Terimakasih pak camat. Eh Mohon maaf pak Bupati, ” katanya.

Purwati merupakan salah satu dari pemilik rumah diantara 16 rumah yang terendam banjir pada Selasa malam. “ada 59 warganya yang mengungsi ke rumah tetangga karena rumah mereka masih terendam lumpur, ” ujar Kepala Desa Pojok Dedy Sumedi

Dari 16 rumah ada 4 bagian rumah yang roboh seperti dapur dan kandang karena terseret banjir. “Total rumah yang terendam di Desa Pojok ada 16 rumah,” ujarnya.

Selain merendam 16 rumah warga, banjir juga memutuskan jembatan gantung yang selama ini menghubungkan Desa Pojok dengan Desa Tladan. Dengan putusnya jembatan gantung warga kesulitan bepergian ke Desa Tladan maupun menguburkan warganya yang meninggal karena jembatan gantung merupakan satu satunya penghubung karena jembatan kecil yang biasanya digunakan warga terancam banjir saat musim hujan..

” Moga moga nanti dibantu untuk membangun kembali jembatan gantung karena kita kesulitan menguburkan warga yang meninggal karena kuburan terletak diseberang sungai,” Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *