Prodi Sejarah Unesa Perkuat Pemahaman New Normal Sekolah Se-Surabaya

Surabaya, warajatim.com – Saat ini kegiatan belajar mengajar memang masih dilakukan secara daring. Akan tetapi saat kondisi pandemi Covid-19 semakin mereda, maka diperlukan persiapa-persiapan yang matang agar sekolah siap untuk melaksanakan kelas tatap muka.

Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Surabaya melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM) bekerja sama dengan guru-guru Pendidikan Sejarah di Surabaya turut serta menguatkan persapan penerapan new normal dalam kegiatan belajar mengajar.

Thomas selaku ketua pelaksana Program PKM mengingatkan pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang Protokol kesehatan selama penerapan kebiasaaan baru di sekolah.

“Pengabdian ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Protokol kesehatan selama penerapan new normal kepada guru MGMP Pendidikan Sejarah yang nantinya akan disebarluaskan di lingkungan sekolah,” Kata Thomas Nugroho Aji, Sabtu (15/08).

Pelaksanaan New Normal di lingkungan sekolah harus ditunjang dengan pemahaman dan pelaksanaan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat yang ketat baik Guru, siswa, maupun perangkat sekolah lainnya.

“Kita semua pasti mengalami perubahan pola hidup dalam keseharian. Kita harus memahami bahwa ini adalah kondisi pandemi yang harus dihadapi dengan penuh disiplin dalam menerapkan protokol dan PHBS,” Tutur Riza Khoriyah, dari Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, selaku narasumber kegiatan dalam PKM ini kepada guru-guru.

Riza mengingatkan pula bahwa keselamatan dan prosedur relaksasi di bidang pendidikan adalah yang paling utama. Tetapi, dengan adanya relaksasi tersebut justru menjadikan sekolah klaster baru dalam penyebaran Covid-19.

“Sekolah bisa dibuka di zona hijau dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang kekat, tidak boleh didasarkan unsur paksaan tetapi harus berdasarkan persetujuan kepala daerah atas masukan dinas Kesehatan, pihak sekolah (kepala sekolah dan komite sekolah), dan orang tua peserta didik. Apabila salah satu tidak memberikan persetujuan maka kegiatan tatap muka tidak harus dilaksanakan,” ingatnya.

Kewaspadaan kita semua pada akhirnya harus terus ditingkatkan untuk menguatkan proses belajar mengajar di sekolah. Pun demikian, protokol kesehatan menjadi poin utama demi mempercepat penanganan dan penanggulangan Covid-19. (R.N. Bayu Aji)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *