Sate Lele Ponorogo, Lembut dan Lumer Bumbunya Sangat Cocok untuk Berbuka Puasa

Sate Lele Ponorogo
Sate Lele Ponorogo

Ponorogo, warajatim.com – Jika biasanya sate terbuat dari potongan daging ayam atau kambing, kali ini ada yang lain dari Henri Wiratsongko dan Istri, yaitu Sate Lele.

Warga jalan Tangkuban Perahu, Kelurahan Nologaten, Kabupaten Ponorogo ini memilih lele untuk dijadikan sate. Kenapa dan Bagaimana proses pembuatannya?

Di teras rumahnya yang berukuran 10 meter kali 3 meter pasangan suami istri ini mulai menggelar usaha dagangnya. Sang istri terlihat membolak balik sate lele di atas kompor kemudian Henri meracik bumbu yang terbuat dari cabai, kacang, kecap, dan bawang goreng.

“Ada puluhan lele di kolam saya, jika lele ini saya jual, dihargai sangat murah karena di pasar tidak laku, kalaupun terus saya pelihara butuh pakan yang tidak sedikit,” katanya membuka percakapan, Jumat (1/5).

Dia pun tidak mau usaha pembesaran lelenya berakhir sia-sia. Akhirnya muncul ide untuk membuat masakan dengan bahan dasar daging lele. Tidak berhenti di situ, tantangan selanjutnya adalah memasak daging lele yang ternyata tidak banyak yang melirik karena biasanya lele hanya digoreng dan disajikan dengan sambal penyetan atau disayur dengan santan.

Setelah berbagai eksperimen sampailah ia berpikiran untuk membuat sate lele. Dia beralasan Ponorogo sudah terkenal dengan kuliner satenya, dan ia perlu membuat varian lain untuk memperkaya kekhasan sate Ponorogo dengan menggunakan daging lele.

“Lele hasil kolam saya juga tidak bisa digoreng karena ukurannya terlalu besar dari ukuran permintaan pasar. Satu ekor bisa mencapai berat 2 kg,” jelasnya.

Henri lantas bercerita bagaimana proses pembuatannya. Hal pertama yang dilakukan untuk memasak sate lele adalah memfilet daging lelenya, memisahkan kulit dan duri dengan dagingnya.

“Setelah daging lele difilet, kemudian dipotong-potong membentuk dadu dan ditusuk menggunakan tusuk bambu seperti sate pada umumnya,” urainya.

Kemudian tusukan daging lele tersebut dicelupkan pada bumbu yang telah disiapkan kemudian dipanggang. Memanggangnya menggunakan papan batu diatas kompor, beda dengan lele yang dibakar langsung diatas bara api.

“Tusukan daging sate tidak dipanggang seperti sate pada umumnya biar daging lele tidak mudah rusak dan tetep utuh saat dihidangkan,” tambahnya.

Setelah cukup matang, bakaran sate lele disiram dengan bumbu kecap dan sambal kacang seperti halnya sate kambing. Harga satu porsi sate lele sangat cocok dengan kantong kita, yaitu 15 Ribu Rupiah.

Sementara itu salah satu pemburu kuliner dan pecinta sate, Charolin Pebriyanti, mengaku jika sate lele ini rasanya sangat khas, dagingnya yang lembut dan bumbu kecapnya sangat khas membuat sate lele ini menjadi hidangan yang pas untuk berbuka puasa.

“Dagingnya yang lembut dan gurih, serta bumbunya yang khas banget membuat sate ini layak untuk diburu penggila kuliner,” pungkasnya.

Penasaran dan ingin berbuka dengan menu yang berbeda? Yuk, segera ke Kediaman Henri Jalan Tangkuban Perahu, Kelurahan Nologaten, Kabupaten Ponorogo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *