Gili Labak, Sepotong Surga yang Ada di Madura

Gili Labak 1
Gili Labak

Sumenep, warajatim.com – Sudah satu bulan kurang lebih kita dianjurkan untuk work from home dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Tentu saja aktivitas traveling masih menjadi sebuah harapan untuk saat ini.

Untuk menghindari kegabutan yang nyata, Saya akan sedikit memutar waktu, mengingat beberapa waktu lalu sebelum Covid-19 melanda negeri ini, saat saya dan rombongan melakukan pejalanan ‘ritual’ ke Gili Labak Madura.

Jarang ada lokasi wisata yang menawarkan sensasi sunrise dan sunset tanpa harus jauh-jauh berpindah tempat. Cukup di satu pulau kita akan menikmati keduanya, pulau istimewa itu adalah Gili Labak, Madura.

Gili Labak atau yang dulunya dikenal dengan sebutan Pulau Tikus tepatnya berada di Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep. Sebuah kabupaten yang terletak paling timur di antara kabupaten yang berada di pulau Madura.

Pertama dengan naik kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Anda bisa naik bus dari Surabaya jurusan ke Sumenep, Madura. Untuk mengurangi beban kantong, saya dan rombongan naik bus tanpa AC. Ongkosnya berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 45 ribu. Supaya tidak terlalu panas dan bisa menghemat tenaga kami memilih berangkat malam sekitar pukul 23.00 WIB kami berangkat dari terminal Bungurasih Surabaya.

Pilihan kedua bagi yang tidak banyak memiliki waktu luang bisa menggunaan pesawat komersil Wings Air dari Bandara Juanda dan landing di Bandara Trunojoyo Sumenep. Selanjutnya bisa menggunakan kendaraan umum atau jasa traveling yang semakin banyak ditawarkan.

Sesampai di Terminal Sumenep kami sejenak beristirahat dan bersih-bersih karena perjalanan Surabaya-Sumenep memakan waktu cukup lama hingga 5 Jam. Pukul 11.00 kami mulai perjalanan kembali. Dari terminal Sumenep kami menuju Pelabuhan Kalianget dengan menyewa mobil dengan biaya sewa Rp. 100.000. Perjalanan ke Kalianget bisa dikatakan cukup mudah banyak pilihan kendaraan menuju kesana.

Gili Labak4
Gili Labak

Dari Kalianget selanjutnya menuju Gili Labak.

Untuk menyeberang ke Gili Labak kita bisa menyewa kapal lengkap dengan alat snorkling sebesar 1.000.000 sampai 1.250.000 Rupiah. Satu kapal bisa diisi dengan 20 orang. Jadi, berangkatlah saya dan rombongan.

Dipulau ini belum ada fasilitas hotel atau penginapan yang biasa ditemui di tempat wisata. Tapi jangan khawatir kita bisa menginap di rumah warga atau kalau teman-teman membawa tenda sendiri juga diperbolehkan.

Di Gili Labak hanya terdapat 32 kepala keluarga. Mereka yang menopang kebutuhan kita selama berada di sana. Mereka adalah orang asli Madura. Bagi mereka yang tidak bisa berbahasa mungkin agak susah berkomunikasi tapi mereka sangat hangat menyambut kedatangan traveler.

Gili Labak 3
Gili Labak

Sampai di pulau kecil ini, hamparan pasir sudah menarik pandangan kami. Pasir yang tersapu ombak laut biru dan jernih. Rimbunan pohon nan hijau seakan melambai menyambut kedatangan kami. Tak ada kebisingan knalpot mobil maupun motor selain debur ombak. Bagi yang sudah suntuk dengan suasana kota dan penatnya kehidupan, tempat inilah obatnya.

Siang menuju sore kami habiskan duduk di dermaga. Langit mulai berubah jingga. Hari perlahan berganti malam. Akhirnya, Sunset masuk dalam memoriku. Kami hanya bisa menikmati detik demi detik Dewa Surya yang mulai masuk ke peraduan. Tanpa ada kata yang sanggup terucap dari mulut kami.

Otak saya sudah setengah ter-refresh. Malam ini siap-siap untukk tidur. Bisa jadi, tidur saya kali ini akan menjadi tidur tertenang selama hidup. Besok pagi-pagi kami sudah siap untuk berburu sunrise.

Pagi setelah subuh kami berjalan ke sisi timur pulau. Tujuan kami adalah menyambut sunrise. Ternyata hal yang sama dilakukan oleh traveler lainnya. Seolah ini sunrise terakhir maka kami tak ingin melewatkannya. Persis sore kemarin, kami akan bungkus pengalaman sunrise ini untuk kami bawa pulang nantinya.

Memang benar pesona sunrise tak kalah indahnya dengan sunset. Saya benar-benar menikmati keduanya.

Gili Labak memiliki air yang biru jernih sehingga traveler bisa menikmati biota laut langsung dari balik kacamata selam. Terumbu karang yang menawan, Ikan neon warna warni, Bintang laut, semua lengkap ada di sini tak kalah dengan Bunaken di Manado.

Gili Labak 2
Gili Labak

Tak terasa sudah dua jam penuh kami melakukan snorkeling.

Cuaca yang relatif panas tak menghentikan kami untuk terus mengeksplorasi pulau ini. Tak perlu khawatir kita akan kehausan, kelapa muda yang berjajar di warung milik penduduk siap untuk kita nikmati.

Gili Labak menawarkan spot foto yang beragam. Selain sunrise dan sunset masih banyak pilihan untuk berswafoto. Malam hari sebelum anda menutup mata, jika langit cerah dan cuaca mendukung anda akan mendapatkan foto langit dengan taburan bintang di dalamnya.

Tertarik ke Gili Labak? Kita berdoa semoga pandemi ini segera berlalu dan kita bisa berselancar kesana bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *