Ponorogo, warajatim.com – Berawal dari mengisi waktu luang dengan bertanam hidroponik. Emak-emak warga Kelurahan Patihan Wetan, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo bisa mendapatkan penghasilan sampingan saat pandemi covid 19.
Bagaimana ceritanya?
Saat redaksi ke lokasi, beberapa ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) Patih Lima Hijau terlihat ada yang melakukan penyemaian. Ada pula yang memanen sayur-sayuran hidroponik. Seperti selada air, bayam merah hingga kangkung.
Salah satu anggota KWT, Farida menjelaskan kegiatan bercocok tanam hidroponik sudah dilakukan sebelum covid 19. Tujuan awalnya hanya untuk mengisi waktu luang.
“Sebelum covid 19 kami lakukan. Mengisi waktu luang. Lalu ada covid, anggota KWT tambah banyak, ” ujarnya, Selasa (2/11/2021).
Mereka, kata dia, yang berprofesi sebagai guru dan karyawan bergabung. Pasalnya terkena dampak covid. Mereka tidak masuk kerja dikarenakan adanya pembatasan.
“Tambah banyak anggota. Tambah banyak hasil panennya. Tambah gayeng juga saat bercocok tanam hidroponik ya, ” katanya.
Menurutnya, hasil hidroponik dikonsumsi secara pribadi oleh anggota KWT. Namun seiring berjalannya waktu, hasil panen melimpah. “Jadi ada yang dijual. Karena memang banyak hasilnya,” bebernya.
Cara menjualnya pun cukup simpel. Dia mengaku emak-emak anggota KWT tidak membuka lapak khusus.
Dia menjelaskan emak-emak anggotanya memanfaatkan media sosial seperti whatsapp untuk menjual hasil panen hidroponiknya. Kemudian para anggota mengantarkannya ke lokasi pembeli.
“Semua sekarang serba online. Cukup dibuat status whatsapp. Ada juga yang menjual via Facebook. Sekreatif anggota juga sih biar mendapatkan tambahan, ” terangnya.
Dia menguraikan bahwa harga tanaman hidroponik beragam. Ada yang dijual Rp 10 Ribu per kilogram. ” Harga kami bandrol per kilogramnya mulai Rp 10 ribu hingga Rp. 15 ribu, ” pungkasnya.
