Melepas Kepenatan Kota Dengan Ngopi di Kaki Pegunungan

Melepas Kepenatan Kota Dengan Ngopi di Kaki Pegunungan

Mojokerto, warajatim.com – Suasana pegunungan bisa menjadi salah satu alternatif melepas kepenatan suasana kota. Hawa dingin dan pemandangan indah bisa merefresh pikiran. Beberapa suasana wilayah pegunungan di Jawa Timur patut untuk dicoba.

Tidak harus camping atau mendaki gunung yang membutuhkan waktu lama. Di sekitaran Surabaya, terdapat tempat nongkrong dengan suasana pegunungan.

Tempat ini bernama Cafe Alas Trawas. Memiliki nuansa lembah dan hutan, tempat ini terletak di lembah kaki Welirang dan Penanggungan, Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Memiliki luas lahan 800 meter persegi, tempat ini menonjolkan pemandangan gunung menjulang tinggi dan nuansa hutan alami.

Terdapat enam layer spot bisa Anda nikmati. Mulai lantai paling bawah, hingga mendaki anak tangga dan memilih latar foto paling menarik. Kita bisa merasakan sensasi mendaki bukit sembari melihat eloknya bunga bermekaran. Tak ketinggalan, suara merdu burung bersahutan.

Ada joglo-joglo Instagrammable di bawah rindangnya pepohonan. Seolah pengunjung dibawa menuju sebuah pedalaman belantara. Musik-musik easy listening menambah suasana modern

Cafe Alas Trawas juga menyajikan ragam menu menggugah dan kekinian. Harganya juga ramah di kantong. Salah satu khas cafe ini adalah aneka kopi murni asli Trawas hasil tanam petani setempat.

Ada juga minuman tradisional rempah seperti teh, secang dan lainnya. Pengunjung juga bisa memilih menu makanan lezat mulai soto ayam, bakso, aneka varian nasi goreng dan cemilan.

Traffic pengunjung terbilang cukup tinggi. Karena konsep marketing cafe ini menggunakan media sosial. Banyak orang luar daerah penasaran. Terlebih saat weekend. Cafe Alas Trawas buka dari jam 07.00-09.00 WIB. Banyak pula pengunjung dari Surabaya dan Malang bahkan luar provinsi.

Namun selama pandemi, manajemen sengaja mengurangi kuota tempat duduk guna menjaga protokol kesehatan.

Owner Cafe Alas Trawas, Elvando, mengatakan, usaha ini buka perdana pada Agustus 2020 lalu. Sebelumnya, ia menyediakan track down hill bagi pesepeda. Ternyata, para bikers antusias menjadikan Cafe Alas Trawas sebagai jujukan. Pembangunan cafe selanjutnya dikebut secara bertahap.

“Awalnya dulu target kita memfasilitasi orang down hill. Sekarang mulai menengah ke bawah maupun menengah ke atas campur di sini,” terang pebisnis muda yang baru memasuki usia 23 tahun tersebut.

Kini ia memiliki 44 pegawai dari warga lokal. Elvando sendiri juga berasal dari daerah tersebut. Ia membangun dan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

Lulusan Fakultas Teknologi Industri ITS tersebut optimistis bisnis Cafe Alas Trawas akan berkembang. Karena saat ini ia juga tengah membangun track down hill malam hari pertama di Asia Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *