18 Agustus 2020 KBM Tatap Muka Akan Dimulai Uji Coba

Surabaya, warajatim.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan membuka kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka untuk SMA/SMK bertahap mulai tanggal 18 Agustus 2020 mendatang. Rencana tersebut diberlakukan setelah Mendikbud RI Nadiem Makarim mengijinkan pembelajaran secara langsung untuk daerah berzona kuning di masa pandemi Covid-19.

“Pemprov Jatim akan melakukan uji coba proses belajar mengajar secara langsung di sekolah untuk jenjang SMA dan SMK secara selektif atas persetujuan Bupati/ Walikota,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (12/8).

Gubernur Khofiffah menjelaskan, tidak semua sekolah akan dibuka dan melangsungkan proses belajar mengajar tatap muka secara langsung. Sekolah yang dibuka pun berdasarkan zonasi wilayah Covid-19 yang bukan zona merah.

“Jadi untuk sekolah yang berada di zona merah akan tetap ditutup, sedangkan di zona hijau, kuning  dan orange akan dibuka,” terangnya.

Lebih lanjut Gubernur menjelaskan bahwa jumlah siswa yang mengikuti KMB tatap muka berbeda-beda sesuai zonasi. Untuk siswa per kelas wilayah zona kuning akan dibuka 50 persen dari jumlah siswa per klas. Sedangkan zona orange sejumlah 25 persen.

Selain jumlah siswa, KBM tatap muka langsung ini juga membatasi mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Dalam sehari maksimal empat mata pelajaran dengan durasi 45 menit tiap pelajaran. Jadi lama pembelajaran tatap muka hanya empat jam sehari.

“Zonasi tersebut terus akan diperbaharui. Misal ada perubahan zonasi dari kuning ke orange maka kapasitas siswa yang masuk harus dikurangi dari 50 persen menjadi 25 persen. Hal yang kita harapkan adalah zona-zona tersebut bisa tetap pada kondisi yang baik,” tegasnya.

“Bagi sekolah yang sudah dibuka berdasarkan zonasi tetap diminta untuk mematuhi protokol kesehatan dan menggunakan masker,” lanjutnya.

Gubernur yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU terus terus memastikan akan keamanan dan perlindungan kesehatan yang harus diutamakan seperti Gerakan 26 juta masker beberapa waktu lalu.

“Dengan adanya program tersebut diharapkan masyarakat terdorong dan termotifasi untuk menggunakan masker secara benar. Sebagai contoh, sebagian besar banyak yang memiliki masker tapi disimpan di saku atau dipakai kurang benar, maka program bagi-bagi masker itu sebagai edukasi menggunakan masker yang benar agar dapat memberikan perlindungan dengan baik,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi, menjelaskan jajarannya terus melakukan koordinasi secara intensif dengan pemerintah Kabupaten/Kota terutama dengan Gugus Tugas Covid-19 setempat. Hal ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan ujicoba pembelajaran tatap muka terbatas mendapat persetujuan dan dukungan dari Kabupaten/Kota.

Lebih lanjut, Wahid Wahyudi menjelaskan, bahwa dalam ujicoba pembelajaran tatap muka ini akan diterapkan metode blended learning dengan memadukan metode pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah, dengan pembelajaran tatap muka secara terbatas di sekolah, baik secara daring (online) maupun luring (offline).

“Masing-masing sekolah telah menyiapkan jadwal secara cermat, kapan seorang siswa hadir di sekolah untuk mengikuti pembelajaran tatap muka dan kapan belajar dari rumah. Demikian pula kurikulumnya, sudah disesuaikan dengan kurikulum darurat yang telah diterbitkan oleh Kemendikbud, dengan menekankan pada kompetensi inti dari suatu mata pelajaran”. Tutupnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *