Pakar Epidemiologi: Masyarakat Anggap Transisi New Normal Surabaya Tak Ada

New Normal
New Normal

Surabaya – Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo melihat masyarakat khususnya di Kota Surabaya berperilaku layaknya tidak ada Pandemi Covid-19.

Padahal masa transisi New Normal Life (tatanan hidup baru) sudah berjalan 14 hari dan Senin (22/6/2020) merupakan hari terakhir masa transisi di Surabaya Raya.

New Normal
New Normal

“Masyarakat menganggap masa transisi itu ya tidak ada. Masa transisi itu seperti kembali normal sebelum ada Covid-19. Di jalan banyak tak pakai masker, kumpul kumpul, protokol kesehatan juga banyak yang tidak dipatuhi,” kata Windhu, Senin (22/6/2020).

Masa transisi ini diberlakukan setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diperpanjang.

Lanjutnya, ada atau tidaknya PSBB, seharusnya kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan tetap harus diperhatikan dengan tegas dan ketat diawasi oleh pemerintah daerah.

“Semestinya harus dengan aturan. Salah satunya kalau di Surabaya ya dengan Peraturan Wali Kota. Hanya saja Perwalinya sama dengan PSBB, sama sekali tidak menggigit dan tidak membuat orang itu takut melanggar, atau jera ketika melanggar lagi,” lanjut Windhu.

Windhu pun membandingkan dengan Sidoarjo dan Gresik yang masih ada denda ataupun sanksi tegas ketika melanggar protokol kesehatan, sehingga membuat masyarakat akan lebih berhati-hati untuk tidak melanggar protokol kesehatan.

“Kalau menurut saya, masa transisi ini seharusnya ya betul-betul dilakukan persiapan menuju New Normal. Tapi PSBB 1,2,3 saja tidak efektif apalagi transisi, ya sudah cul-culan,” kata Windhu.

Menurut Windhu, Pemkot Surabaya harus memberikan sanksi yang tegas kepada pelanggar protokol kesehatan yang sudah termaktub dalam Perwali sehingga masyarakat bisa lebih disiplin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *