Ponorogo, warajatim.com – Penolakan terhadap jenazah perawat di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah membuat aksi solidaritas di Ponorogo. Sedikitnya 1500 perawat di bumi reog menggunakan pita hitam.
“Hampir seluruh perawat di Ponorogo, baik di Puskesmas, Rumah Sakit milik pemerintah maupun swasta mengenakan pita hitam,” kata Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) cabang Ponorogo, Edi Kusnanto, Senin (13/4/2020).
Dia menyebutkan bahwa penyematan pita hitam itu bentuk penghormatan kepada para perawat yang telah melaksanakan tugas dalam rangka pencegahan Covid-19. “Banyak perawat yang gugur. Kami menghormatinya, ” jelasnya.
Dia mengatakan bahwa nantinya perawat di Ponorogo akan memakai pita hitam selama 5 hari. Mulai tanggal 11 hingga 16 April 2020. Hal itu dilakukan karena sedih dan prihatin dengan penolakan jenazah perawat yang meninggal akibat Covid-19.
“Jangan sampai terulang lagi ada penolakan, tidak hanya perawat tapi semua masyarakat yang meninggal akibat Covid yang sudah sesuai SOP insya Allah tidak menular lagi, jadi jangan sampai ada penolakan lagi terutama petugas kesehatan, perawat itu garda terdepan didalam pelayanan kesehatan,” imbuh Edi.
Menurutnya, selama ini perawat dengan siap siaga mengabdi kepada masyarakat. Siap memberikan pelayanan serta edukasi kepada masyarakat tentang Covid-19.
“Kami siap siaga, kami tidak takut dengan Covid-19. Kami ini siap mengabdi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat,” jelas Edi.
Selain petugas kesehatan, menurut Edi peran masyarakat penting untuk memerangi Covid-19 ini, caranya dengan menjaga kebersihan cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker kain serta social distancing.
“Kita harus bersama melawan Covid-19 tidak hanya petugas kesehatan saja, tapi juga masyarakat harus turut berperan aktif,” pungkas Edi.
