Dihadapan DPRD Khofifah Pamer Pertumbuhan Ekonomi Jatim 2019 Lampaui Nasional

DPRD Khofifah Pamer Pertumbuhan Ekonomi Jatim
DPRD Khofifah Pamer Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Surabaya, warajatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur tahun anggaran 2019 kepada DPRD Jatim dalam rapat Paripurna di Kantor DPRD Jatim, Kota Surabaya, Senin (13/4).

Didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Khofifah menyampaikan laporan berbagai program pembangunan selama 2019 dihadapan Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan anggota DPRD Provinsi Jatim baik yang hadir di ruang paripurna DPRD maupun yang mendengarkan secara virtual akibat pandemi covid-19 dengan format physical distancing.

Dalam paparannya, Khofifah mengatakan pendapatan daerah Pemprov Jatim sebesar Rp 33,42 triliun terealisasi 100,08 persen atau sebesar Rp 33,45 triliun. Lalu, belanja daerah yang direalisasikan sebesar Rp 34 triliun atau sebesar 89,48 persen dari rencana sebesar Rp 38 triliun.

“Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah sebesar Rp 19,32 triliun, dana perimbangan sebesar Rp 17,94 triliun, dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 186,39 miliar,” urai Khofifah.

Adapun pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, kata Khofifah, selama kurun waktu 2019 melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yakni di angka 5,52 persen. Sedangkan pertumbuhan nasional Indonesia berada di kisaran, 5,02 persen.

Sementara capaian PDRB per kapita tahun 2019 juga meningkat sebesar 6,89 persen, dari 55,43 Juta (tahun 2018) menjadi 59,25 Juta (tahun 2019). Artinya secara rerata, tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Timur juga mengalami peningkatan.

Kinerja perekonomian yang membaik tersebut, lanjut Khofifah, juga diiringi kinerja inflasi Tahun 2019 yang cukup terkendali. Laju Inflasi tahun kalender sampai dengan Bulan Desember 2019 mencapai 2,12 persen, lebih rendah dibanding Inflasi tahun kalender bulan Desember 2018 sebesar 2,86 persen.

“Dibanding provinsi lain di Pulau Jawa, laju inflasi di Jawa Timur adalah yang paling rendah. Pun, jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 2,72 persen,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *