Ponorogo, warajatim.com – Pemuda milenial mengundang Calon Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni untuk berbincang. Salah satunya membicarakan seni di bumi reog.
Related Post
Tidak hanya mengundang Ipong, pemuda milenial juga menghadirkan Dua seniman muda reog, Farida Nur Apriani dan Agung Darweni. Farida yang kesehariannya menjadi penari jathil dan Agung sebagai penari bujang ganong pun sempat bertukar pikiran terkait kemajuan reog.
Agung menyampaikan agar bisa dibuatkan tim untuk menyurvei perkembangan reog di luar Ponorogo. Mungkin dengan cara itu bisa menggugah jiwa muda mudi untuk melestarikan reog dengan baik
“Karena untuk melestarikan reog itu kan anak muda nanti yang berperan. Biar tetap lestari, ” jelasnya
Berbeda dengan Agung, Farida atau yang sering dipanggil Eva ini juga berharap pagelaran reog tiap tanggal 11 tiap bulan tetap ada. Bahkan jadwalnya ditambah nya
“Kalau bisa sebulan dua kali pertunjukan,” jelas Eva.
Selain itu, meski saat ini berada di masa pandemi COVID-19 seniman bisa dibukakan lapangan kerja. Misalnya dengan pentas virtual atau dibikinkan sanggar.
“Reog obyok sendiri sudah dapat perhatian khusus dari pak Ipong yang tampil tiap tanggal 11 tiap bulan di tiap desa. Semoga reog tambah jaya dan semoga pemuda-pemuda bisa tergugah menjaga kesenian Ponorogo,” ujar Eva.
Sementara, Ipong sendiri mengaku senang bisa berdialog secara khusus dengan para pemuda milenial dari kalangan pekerja seni. Sehingga dia bisa menyerap aspirasi milenial.
“Saya ya terima kasih diapresiasi program saya sebagai bupati yang sudah berpengalaman 5 tahun. Tentu ya saya harus realistis saya kan tahu 5 tahun ini masyarakat yang diperlukan apa, lebih realistis kemampuan keuangan seperti apa, yang dibutuhkan apa. Jadi saran dan masukan tadi saya tampung,” urainya.
Dia menyadari karena pandemi COVID-19 situasi saat ini cukup sedih dan memprihatinkan. Tidak hanya di Ponorogo saja tapi juga seluruh dunia.
“Jadi ya sabar, pelan-pelan kita bangun lagi kesenian sesuai dengan protokol kesehatan,” bebernua.
Dia mengaku selama masa kampanye pun, Ipong tidak pernah menyelenggarakan kampanye besar yang mengumpulkan orang berjumlah banyak.
“Jadi ya seperti ini, blusukan ketemu sama masyarakat. Serap aspirasi dan menyapa tipis-tipis,” pungkas Ipong.
Tinggalkan komentar