2020, 63 ASN Pemprov Jatim Meninggal Karena Covid-19

Surabaya, warajatim.com – Puluhan aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov Jatim yang meninggal akibat Covid-19 sejak Maret sampai Desember 2020.

“Sejak Maret sampai September ASN Pemprov yang meninggal 2 orang. Oktober, November, Desember 63 orang. Total ada 65 ASN yang meninggal karena Covid-19,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Dia menyampaikan itu sebagai gambaran bahwa Pemprov Jatim, selama menangani Pandemi Covid-19, bukan tidak terdampak. Dia ingatkan lagi tentang kepatuhan masyarakat soal protokol kesehatan.

Sebagaimana diketahui, kasus Covid-19 di Jatim belakangan mengalami peningkatan signifikan karena munculnya kasus baru dari klaster liburan dan klaster keluarga pasca libur panjang dan cuti bersama Oktober lalu.

Kamis kemarin, jumlah kasus baru Covid-19 di Jatim mencapai rekor baru. Terkonfirmasi ada sebanyak 935 orang di Jawa Timur yang terjangkit Covid-19 pada hari itu. Tertinggi selama Pandemi Covid-19 di Jatim.

“Sejauh yang saya update, hari ini kasus konfirmasi positif tertinggi di Jatim. Meskipun secara nasional kita nomor empat di Indonesia. Tapi di Jatim ini belum pernah terjadi sejak Maret,” ujarnya.

Karena itulah dia meminta masyarakat membangun kewaspadaan lebih terkait Covid-19. Khofifah mengaku, dia terus melakukan koordinasi berkesinambungan dengan bupati/wali kota.

Dia kembali meminta masyarakat yang peduli dengan tenaga kesehatan dan dokter meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan. Supaya rumah sakit rujukan dan yang melayani Covid-19 tidak overload.

“Ada 61 orang nakes meninggal karena Covid-19. Ini fenomena di Jatim di mana tingkat kewaspadaan sangat penting kalau kita mau mendukung nakes dan dokter supaya tidak overload di RS,” ujarnya.

Kepada bupati dan wali kota di Jatim, khususnya di daerah wisata seperti Kota Batu dan Banyuwangi, Khofifah berterima kasih karena mereka telah melakukan penanganan dengan baik.

Beberapa di antaranya, kepala daerah di kawasan pariwisata itu telah menutup akses ke tempat wisata seperti alun-alun dan tempat lain yang berpotensi menimbulkan kerumunan saat perayaan pergantian tahun.

“Terima kasih juga kepada seluruh pelaku wisata dan PHRI yang bisa memaklumi situasi ini. Juga seniman dan budayawan yang mungkin sudah siap manggung harus batal karena situasi belum memungkinkan,” katanya.

Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikutikami :

Tinggalkan komentar