Ngawi, warajatim.com – Ratusan warga Desa Tawun Kecamatan Kasreman, Ngawi menggelar ritual keduk beji. Ritual itu dipercaya untuk mengusir pagebluk atau wabah bencana.
Related Post
Salah satu panitia, Supomo mengatakan bahwa ritual ini setiap tahun. “Apalagi ini ada pagebluk Covid,” Ujarnya, Selasa (15/12/2020).
Sedangkan acaranya menguras air di bangunan menyerupai kolam yang ada sumber mata air. Air yang dikuras tersebut biasanya untuk kebutuhan pertanian warga setempat.
Dia mengaku jika tidak dilestarikan, warga yang berada dibawah sawah sana tidak ada airnya.
” kami keduk beji (menguras) supaya air tetap mengalir,” katanya.
Supomo mengatakan, masyarakat desa Tawun setiap tahun rutin menggelar ritual keduk beji. Menurutnya pernah terjadi pageblug saat ditiadakan.
“Pernah kejadian pagebluk (musibah penyakit). Yen wong jowo isuk loro sore mati ( kalau orang Jawa pagi sakit sore meninggal),” paparnya.
Untuk harinya, kata dia, Selasa kliwon. Itu merupakan hari yang dipercaya tepat.
Supomo yang merupakan juru selam, mengaku dalam ritual keduk beji diawali mengambil air ke sebuah kendi kecil oleh dua penyelam. Dua penyelam tersebut termasuk dirinya usai mengambil air di teruskan prosesi menguras air oleh warga.
“Ini kendi di dalamnya di isi air tape. Kita berdua juru selam mengawali mengambil air dengan dua kendi kecil ini,” imbuhnya.
Pantauan di lokasi sejak siang hingga sore warga mengikuti ritual Keduk Beji di Sumber Air Sendang di desa tersebut.
Ritual Keduk Beji digelar tiap tahun setiap hari Selasa kliwon antara bulan 7 hingga bulan ke 12. Dalam ritual tersebut warga juga menikmati daging kambing guling yang dibakar. Kambing tersebut bukan sembarang kambing melainkan kambing jenis kendit alias memiliki bulu dua warna.
“Kambing harus kendit dua warna yakni seperti sabuk putih atau hitam melingkar di perut,” tandasnya.
Selain menguras sumber air, warga juga berebut dua buceng yang berisi nasi dan lauk pauk yang dilarungkan ke sumber air tersebut.
Tinggalkan komentar