Ponorogo, warajatim.com – Biasanya setelah lulus dari sekolah, pemuda memilih merantau ke kota. Memilih bekerja kantoran. Namun tidak dengan Putut Sudarsono (29). Warga Desa Glinggang, Kecamatan Sampung ini memilih menjadi petani Butternut.
Related Post
Bagaimana ceritanya?
Saat ditemui di kebunnya, Putut terlihat sibuk memilih batang yang masih bisa berdiri. Sedangkan yang mulai kayu disisihian.
“Ya kalau sudah seperti sekarang ini batang ada yang kering. Ya kita sisihkan saja, ” ujarnya memulai percakapan.
Dia lantas berverita awal mula menanam pumpkin Butternut diminta oleh Pemerintah Desa (Pemdes) bertani. Untuk pemberdayaan masyarakat pemuda di desa Glinggang.
“Ya karena mati hidupnya bangsa sebenarnya di petani. Bisanya ngurus sawah. Saya mencoba bertani pumpkin Butternut, ” jelasnya
Dia menyebutkan memilih pumpkin Butternut karena lain daripada yang lain. Di Ponorogo bahkan dikatakan tidak ada yang menanam pumpkin Butternut
“Dan lebih mudah. 80 hari gitu sudah bisa panen. Kalau melon atau semangka kan lebih, ” tegasnya.
Selain itu, kata dia, mempunyai berbagai manfaat. Untuk ibu menyusui sampai bisa untuk menu yang memilih berdiet.
“Dari awal nanam bisa bertahan 6 bulan. Kami larikan ke Jawa Barat atau Jakarta. Juga ada yang dijual yang memberikan benihnya. Juga ada yang dikelola oleh ibu-ibu desa, ” terangnya.
Dia mengaku sudah menanam tanaman yang bernama latin cucutbita moschata sudah dua kali tanam. Untuk yang pertama omsetnya mencapai puluhan juta.
“Yang ini bisa lebih. Karena varietas nya berbeda. Itu satu titik loh ya, ” urainha.
Namun, kendala juga harus dihadapi para petani ketika awal tanam ada serangan hama saat batangnya masih lunak. Tanaman umur 20 hari, kadang terkena keriting daun atau kena virus dan jamur.
“Tapi butternut ini perawatannya lebih mudah dibandingkan melon dan semangka, jualnya pun harganya stabil,” tukas Putut.
Tak hanya enak, butternut juga baik untuk kesehatan karena mengandung serat yang tinggi, antioksidan, beta karoten, vitamin A dan B kompleks. Pun juga baik digunakan sebagai makanan pendamping ASI untuk bayi.
“Rasanya manis seperti ubi Cilembu. Setelah panen harus diolah lagi biasanya untuk bahan donat juga. Buah ini pun bisa bertahan hingga enam bulan setelah panen,” pungkas Putut.
Tinggalkan komentar