6 SMA/SMK di Ponorogo Siap Belajar Tatap Muka

6 SMA/SMK di Ponorogo Siap Belajar Tatap Muka

Ponorogo, Warajatim.com– Sedikitnya 6 SMA/SMK dan SLB di Ponorogo diklaim siap melakukan pembelajaran secara tatap muka. Hal itu sesuai dengan adanya SE Gubernur yang mengatur hal tersebut.

“Yang kami tunjuk SMAN 1 Ponorogo, SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, SMKN 1 Jenangan, SMK PGRI 2 Ponorogo, SLB N Jenangan, SLB A Aisyiyah,” ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Ponorogo dan Magetan Nurhadi Hanuri, Kamis (13/8/2020).

Dia menjelaskan keenam sekolah itu diusulkan untuk belajar tatap muka. Dan semua sekolah yang ditunjuk menyatakan siap.

Menurutnya sejak awal tahun ajaran bari, sekolah dilengkapi dengan protokoler yang ketat. Mulai dari penyemprotan disinfektan, penyediaan hand sanitizer, masker maupun faceshield.

“Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait termasuk kepada Bupati Ponorogo, ” ujar mantan kepala SMAN 1 Ponorogo itu.

Hasilnya, kata dia, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mendukung dan menyetujui usulan Gubernur tersebut dengan cara uji coba tatap muka. “Ponorogo siap pembelajaran tatap muka per 18 Agustus mendatang,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Nurhadi, khusus Ponorogo yang berzona oranye maka siswa yang hadir 25 persen dari kapasitas. Sedangkan sisanya, siswa tetap belajar secara daring.

6 SMA/SMK di Ponorogo Siap Belajar Tatap Muka

“Jadi guru tetap mengajar tatap muka dan secara daring, secara bergantian siswa yang masuk sekolah,” terang Nurhadi.

Menurutnya, sebelum masuk siswa juga diwajibkan membawa surat ijin dari masing-masing orang tua. Adanya uji coba pembelajaran tatap muka ini seperti angin segar bagi para guru.

“Secara psikologis guru tidak bisa mengontrol pembelajaran jika tidak bertemu langsung. Pun selain itu, guru belum menyiapkan pembelajaran daring,” urainya.

Selain itu, kata dia, fasilitas internet belum menyentuh seluruh siswa. Terutama siswa yang rumahnya jauh dari akses internet.

“Kalau tatap muka, guru bisa melihat siswanya paham atau tidak soal materi dan bisa langsung diskusi,” tandas Nurhadi.

Disisi lain, salah satu wali siswa SMK PGRI 2 Ponorogo, Pipit Fitriawati sebagai wali murid tidak keberatan kalau anak SMA sudah mulai aktif sekolah. Apalagi siswa bergantian masuknya.

“Seminggu masuk 3 kali. Mulai pukul 7 -11 siang. Ada surat pernyataan dari ortu tentang setuju atau tidak setuju masuk sekolah pada masa pandemi,” bebernya.

Dia mengaku menyambut positif kalau sekolah masuk dengan ketentuan protokol kesehatan yang baik. Pasalnha mulai maret sampai bulan agustus ini anak-anak zero pendidiikan .Sudah waktunya dapat ilmu dari gurunya

“Sekolah Daring itu hanya menambah beban tugas tanpa ada arahan atau tatap muka dari guru. elain boros kuota dampak negatif sekolah daring online ini saangat luar biasa

Anak-anak jadi banyak waktu dengan hp,” pungkasnya.

Sebelumnya, beredar surat dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada para bupati/wali kota se-Jawa Timur. Surat itu berkaitan dengan uji coba sekolah tatap muka terbatas jenjang SMA/SMK/SLB di Jawa Timur.

Surat tersebut diedarkan pada 9 Agustus 2020. Salah satu poin yang ada di edaran tersebut yakni uji coba pembelajaran tatap muka terbatas untuk jenjang SMA/SMK/SLB.

Di surat itu tertulis, uji coba akan dilaksanakan melalui perpaduan dengan pembelajaran dari rumah, dalam jaringan/online, dan luar jaringan/offine.

Sehingga siswa akan dijadwalkan secara bergantian untuk hadir di sekolah. Untuk daerah dengan kategori zona kuning tidak lebih dari 50 persen siswa yang hadir. Untuk daerah dengan kategori zona oranye tidak lebih dari 25 persen setiap harinya, dari kapasitas kelas yang tersedia. Sedangkan untuk daerah dengan kategori zona merah tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah secara daring.

Rencananya, uji coba sekolah tatap muka terbatas untuk jenjang SMA/SMK/SLB akan dilakukan secara bertahap mulai tanggal 18 Agustus 2020 sesuai dengan kondisi dan kesiapan sekolah masing-masing untuk menerapkan protokol kesehatan serta mengindahkan sepenuhnya hasil koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau Gugus Tugas COVID-19 setempat.

Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikutikami :

Tinggalkan komentar